Bagaimapun, apapun, berapapun harganya, Garuda harus bangkit!

Belum tuntas memang, namun panas tinggi tensi kekisruhan sepakbola nasional bisa dikatakan mulai mendingin pasca Kongres Luar Biasa PSSI pertengahan Maret lalu. Sejenak penggemar sepakbola bisa bernafas lega namun sejatinya tantangan besar menghadang otoritas tertinggi sepakbola di Indonesia di masa depan.
Sepakbola Indonesia terpuruk. Ranking terburuk FIFA sepanjang sejarah PSSI di posisi 170 dari 209 negara sudah bisa mewakili atau menggambarkan bagaimana kisruh yang melanda membuat sepakbola bangsa ini menderita.
Sudahlah, lupakan kisah kelam yang pernah tercatat, kita jadikan episode buruk di masa lalu sebagai peringatan, bukan luka yang harus terus dikorek karena bagaimapun, apapun, berapapun harganya, Garuda harus bangkit! Yang menjadi pertanyaan, dari mana harus memulai mengurai benang yang sudah terlanjur kusut ini.
Berdasar polling GOAL.com Indonesia dari empat masalah yang disodorkan, tata kelola organisasi yang sehat ternyata menempati urutan pertama (37.35 persen) yang dipilih untuk menjadi perhatian nomor satu PSSI. Dengan good governance dan menempatkan orang yang tepat pada tempatnya bakal meningkatkan kinerja organisasi. Tegakkan peraturan, sikap amanah jadi kunci yang tentunya bakal membuat kepercayaan terhadap PSSI yang belakangan menukik tajam, kembali pulih. Kepercayaan yang tumbuh berdasar pada bukti, bukan janji
Apa kata pembaca: Muhammad: menurut saya tata kelola organisasi yang sehat lebih baik, kalau tata kelola tidak benar berdampak ke semua aspek di sepakbola indonesia. Bang Eed:
|
Kompetisi dan pembinaan usia muda yang ajeg berada di urutan kedua (26.58 persen). Bukan rahasia lagi jika timnas yang tangguh adalah produk dari sebuah kompetisi mantap dan juga bukan rahasia roda kompetisi di Indonesia masih sulit berputar kencang. Finansial, jadwal, wasit hingga masalah suporter masih menjadi kendala, bukan pekerjaan rumah yang mudah tetapi ini tantangan yang harus dipecahkan federasi.
Boni: Profesionalisme klub, Kompetisi dan pembinaan usia muda yang ajeg dan Prestasi Timnas merupakan produk / hasil akhir dari Tata kelola organisasi yang sehat. Argasadha Pradana:
|
Prestasi timnas berada di posisi selanjutnya dengan 20.26 persen. Sudah lama sepakbola Indonesia tidak berjaya. Prestasi tinggi skuat Merah-Putih adalah cerita masa lalu, Indonesia harus kembali berjaya, bukan hanya sekadar gairah atau atmosfer tinggi terhadap timnas, tapi pesta gelar pun harus kita nikmati dan menjadi kebanggaan bangsa.
Teguh Santosa: Seandainya pemilihan pejabat2 teras dan ketua di organisasi PSSI bebas oleh umum bukan oleh votter/klub, maka saya yakin Tata kelola organisasi yang sehat dapat terwujud.....!!!!!! Tri: |
Di urutan keempat profesionalisme klub jadi perhatian 15.81 persen pembaca. Potensi sepakbola menjadi industri di Indonesia sangat besar tetapi entah mengapa pengelolaan klub tak juga kunjung membaik bahkan di era profesional seperti sekarang. Pendanaan jadi musuh nomor satu namun jika kita berani mengatakan potensi itu ada maka federasi seharusnya berani mengeluarkan kebijakan-kebijakan dan arahan-arahan akurat hingga klub bisa bertransformasi menjadi organisasi bisnis yang kuat dengan program-program pendukung yang bisa memajukan sepakbola nasional.
Naufal Agibran: verifikasi klub untuk menjadi klub profesional, bagi klub2 yang miskin silahkan mundur atau gabung ke klub yang lain, mereka bisa share saham. Dari para nanti malah menyusahkan pemain. dan bikin malu bangsa. mr__sendy: |
Anda sedang membaca artikel tentang
HASIL POLLING: Tata Kelola Organisasi, Prioritas Pembenahan PSSI
Dengan url
http://bolanasionalitas.blogspot.com/2013/04/hasil-polling-tata-kelola-organisasi.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
HASIL POLLING: Tata Kelola Organisasi, Prioritas Pembenahan PSSI
namun jangan lupa untuk meletakkan link
HASIL POLLING: Tata Kelola Organisasi, Prioritas Pembenahan PSSI
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar