PROFIL: Antonio Candreva, Dulu Dihina Kini Dipuja

Written By Unknown on Jumat, 20 September 2013 | 17.29

Sempat dirumorkan sebagai Romanisti, Antonio Candreva siap membuktikan bahwa dirinya merupakan antagonis utama Giallorossi jelang Derby della Capitale, Minggu (22/9).


GOALOLEH   AHMAD REZA HIKMATYAR     Ikuti di twitter


Antonio Candreva, sosoknya semakin mencuat seiring kegemilangannya bersama Lazio dan Timnas Italia. Cepat, dribbling aduhai, tembakan keras nan akurat dan staminanya yang luar biasa, menjadikannya sebagai contoh sempurna gelandang modern. Di usianya yang masih 26 tahun, ia kini berada di jalur yang benar untuk menggapai puncak kerier keemasan seorang pesepakbola. Namun, tak mudah baginya untuk sampai ke titik ini. Perjalanan panjang dan berliku, jadi proses tepat baginya untuk jadi seorang juara.

Lahir dan besar di kota abadi, Roma, Italia, Candreva kecil memiliki impian yang sama layaknya anak-anak lain di Negeri Pizza; menjadi pesepakbola yang sukses. Inspirasinya? Tak lain dua bintang utama kota Roma, yakni Danielle De Rossi dan Francesco Totti. Hal itu ia ungkapkan kala dirinya masih berusia 14 tahun di sebuah radio lokal, "Danielle De Rossi dan Francesco Totti adalah idola saya," ucapnya polos. Sebuah pernyataan yang bakal jadi kontroversi di masa depan.

Mengawali karier di klub lokal, Lodigiani, Candreva kemudian bergabung ke klub profesional pertamanya, Ternana, pada 2003. Penampilan mencolok sang gelandang muda membuat bos Udinese, Gianpaolo Pozzo membawanya ke Friulli pada musim 2007/08. Hanya tampil tiga kali di Serie A, pemain berjuluk Il Timido ini dipinjamkan ke klub Serie B, Livorno, semusim kemudian. Di sinilah nama Candreva mulai jadi buah bibir, ia jadi aktor utama promosinya Amaranto ke Serie A untuk musim 2009/10. Bersama Livorno pula sang pemain sanggup melakoni debutnya bersama Timnas Italia pada 14 November 2009, kala menjamu Belanda dalam laga persahabatan.

Belum sampai semusim membela Livorno di Serie A, kesempatan emas menghampirinya. Juventus menggaetnya dengan status pinjaman dari Udinese pada Januari 2010. Sayang, meski tampil reguler Candreva gagal mencuri hati jajaran manajemen Bianconeri. Karierya pun tenggelam setelah Udinese yang memilikinya meminjamkannya ke Parma dan Cesena untuk musim 2010/11 dan 2011/12.

Khusus untuk Cesena, ia tak bermain semusim penuh. Cerita indah Candreva dimulai pada 31 Januari 2012, kala Lazio memboyongnya dengan status pinjaman hingga akhir musim.

ANTONIO CANDREVA
GELANDANG | ITALIA


Bergabungnya Candreva bersama Biancoceleste menuai protes keras dari Laziale. Selain sebagai penambal kegagalan manajemen mendatangkan Keisuke Honda dari CSKA Moskow, masa lalu sang pemain sebagai pengidola Francesco Totti jelas tak bisa diterima para pendukung garis keras Tim Elang Muda. Seperti diketahui, Er Pupone adalah sosok yang paling dibenci di Curva Nord karena statusnya sebagai pangeran AS Roma, rival utama Lazio.

Menurunnya performa Candreva di musim-musim terbarunya, juga semakin membuat Laziale ogah melihat sang pemain berada di atas lapangan mengenakan jersey biru langit ala Biancoceleste. Kekhawatiran itu semakin membesar kala melakoni debut melawan AC Milan di Olimpico. Meski Lazio mampu menang 2-0, ia dicap sebagai pemain terburuk dalam pertandingan karena tampil begitu gugup kala turun sebagai pengganti. Kejamnya, dalam laga tersebut siulan ejekan selalu ia terima dari arah Curva Nord setiap kali dirinya menguasai bola. Hal itu berlanjut kala berlaga menghadapi Palermo dan Atletico Madrid.

Dendam, amarah dan rasa putus asa? Ketiga hal itu sama sekali tak hadir dalam diri Candreva. Dirinya malah merasa semakin tertantang untuk jadi idola Lazio. Momen itu akhirnya tiba, kala Tim Biru Langit menjamu Napoli pada gionarta 31 Serie A 2011/12. Sang gelandang menorehkan gol debutnya ke gawang Partenopei. Sepakan kerasnya tak mampu dihalau Morgan De Sanctis. Candreva meluapkan segala emosi melalui selebrasi yang ia lakukan, uniknya ia berlari ke arah Curva Nord untuk bebagi kebahagiaan dengan para Laziale. Sebuah pemandangan kontras, mengingat apa yang sebelumnya terjadi.

Penampilannya terus menanjak sejak pertandingan tersebut. Potensinya yang sempat hilang, telah muncul kembali. Hal itu membuat manajemen Gli Aquilotti memperpanjang status peminjaman sang pemain semusim lagi. Candreva akhirnya mampu menembus tim inti Lazio sejak musim 2012/13, kala Vladimir Petkovic dipilih jadi nahkoda anyar menggantikan Eduardo Reja.

Suguhan performa hebat pada musim itu juga membawanya kembali dipanggil Timnas Italia oleh Cesare Prandelli. Ia bahkan masuk ke dalam skuat dan jadi andalan Gli Azzurri di Piala Konferderasi 2013.
 

      Performa gemilang Candreva bersama Lazio, membawanya jadi andalan Timnas Italia            
Bicara soal Derby kota Roma, Candreva memiliki rekor yang apik. Tiga kali melakoni duel akbar tersebut, ia mengoleksi dua kemenangan tanpa pernah kalah. Hebatnya, mantan bintang Livorno selalu tampil keren dalam ketiga laga tersebut, nilai penampilannya selalu di atas rata-rata. Sebuah gol dan assist jadi koleksinya dalam Derby della Capitale.

Fakta tersebut seakan jadi penegas jika dirinya bukanlah seorang Romanisti. Sebuah anggapan yang terus ia terima semenjak berkostum tim biru langit Biancoceleste berkaca pada kejadian masa lampau. Candreva paham, jika tak ada waktu yang lebih tepat dan indah untuk membuktikannya selain terlibat dalam duel panas tersebut.

11 November 2012 jadi penampilan perdana Candreva dalam Derby kota Roma. Hasilnya? Luar biasa, ia membawa Lazio menang 3-2 di mana dirinya jadi pencetak gol pembuka Lazio. Tendangan bebas spektakulernya menjebol gawang Goicoechea pada menit ke 34, sebelum Miroslav Klose dan Stefano Mauri jadi penyempurna kemenangan.

Jangan lupakan pula, Candreva merupakan salah satu aktor vital keberhasilan Biancoceleste menjuarai Coppa Italia musim lalu. Assist kemenangan ia persembakan bagi gol Senad Lulic menghadapi I Lupi di laga final. Singkatnya, winger kanan La Nazionale ini selalu menampilkan kebintangannya kala tampil dalam Derby della Capitale.

Akankah kegemilangannya berlanjut pada Minggu (22/9) esok? Hanya sang pemain yang mampu menjawabnya di atas lapangan nanti. Namun satu hal yang pasti, Candreva selalu siap untuk jadi antagonis Derby della Capitale bagi Serigala Roma.

Saya bukan tifosi AS Roma. Saya hanya memikirkan untuk bermain bersama Lazio dan menghormati seragam yang kini saya kenakan.

- Antonio Candreva


Anda sedang membaca artikel tentang

PROFIL: Antonio Candreva, Dulu Dihina Kini Dipuja

Dengan url

http://bolanasionalitas.blogspot.com/2013/09/profil-antonio-candreva-dulu-dihina.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

PROFIL: Antonio Candreva, Dulu Dihina Kini Dipuja

namun jangan lupa untuk meletakkan link

PROFIL: Antonio Candreva, Dulu Dihina Kini Dipuja

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger